Aceh





sandal, sepatu, jaket, aksesoris outdoorbertualang (adventure)dan menjelajai (exploration) tempat baru memberikan pengalaman tersendiri bagi orang yang melakukannya, kegiatan outdoor memiliki banyak makna, tergantung orang yang melakukannya, salah satunya adalah hobi, tidak ada kata bosan untuk hobi.




journey atau bepergian dengan destinasi luar daerah menjadi sesuatu yang baru dan menantang, dan termasuk kedalam perbuatan yang berani, masalah perlengkapan adventure silahkan cek katalog kami, kami menyediakan outdoor equipment.




kamu belum dikatakan berani kalau belum bertualang ke aceh, kenapa begitu?




karena di aceh terdapat serpihan surga yang menjadi impian setiap orang, khususnya para petualang, pengembara, dan explorer tidak perlu berangan-angan tentang surga, cukup dengan datang ke Aceh, maka kamu akan mendapatkan hal diluar dugaanmu tentang surga.




emangnya Aceh tu apa?

ini dia sejarahnya




Aceh terletak di bagian paling Barat gugusan kepulauan Nusantara, menduduki posisi strategis sebagai pintu gerbang lalu lintas perniagaan dan kebudayaan yang menghubungkan Timur dan Barat sejak lampau. Aceh sering disebut-sebut sebagai tempat persinggahan para pedagang Cina, Eropa, India dan Arab, sehingga menjadikan daerah Aceh pertama masuknya budaya dan agama di Nusantara. Pada abad ke-7 para pedagang India memperkenalkan agama Hindu dan Budha. Namun peran Aceh menonjol sejalan dengan masuk dan berkembangnya agama islam di daerah ini, yang diperkenalkan oleh pedagang Gujarat dari jajaran Arab menjelang abad ke-9.

Menurut catatan sejarah, Aceh adalah tempat pertama masuknya agama Islam di Indonesia dan sebagai tempat timbulnya kerajaan Islam pertama di Indonesia, yaitu Peureulak dan Pasai. Kerajaan yang dibangun oleh Sultan Ali Mughayatsyah dengan ibukotanya di Bandar Aceh Darussalam (Banda Aceh sekarang) lambat laun bertambah luas wilayahnya yang meliputi sebagaian besar pantai Barat dan Timur Sumatra hingga ke Semenanjung Malaka. Kehadiran daerah ini semakin bertambah kokoh dengan terbentuknya Kesultanan Aceh yang mempersatukan seluruh kerajaan-kerajaan kecil yang terdapat di daerah itu. 


Kesultanan Aceh mencapai puncak kejayaannya pada permulaan abad ke-17, pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda. Pada masa itu pengaruh agama dan kebudayaan Islam begitu besar dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Aceh, sehingga daerah ini mendapat julukan “ Seuramo Mekkah” (Serambi Mekkah). Keadaan ini tidak berlangsung lama, karena sepeninggal Sultan Iskandar Muda para penggantinya tidak mampu mempertahankan kebesaran kerajaan tersebut. 

sebelum lanjut, silahkan cek katalog perlengkapan adventure, disini


adapun wisata unggulan Aceh diantaranya:


Danau Laut Tawar. Terletak di Takengon, ibukota Aceh Tengah, membuat danau ini lebih sering untuk dikunjungi. Ini merupakan danau Cladera yang dikelilingi oleh karang yang terjal yang cocok untuk memanjat tebing. Airnya berwarna biru dan segar untuk berebang kapan saja. Danau ini berisi ikan, tempat memancing yang sangat menarik selama liburan. Wisatawan dapat menikmati kapal wisata melalui jalan raya yang berada mengelilingi danau. Jangan lupa berhenti di gua Loyang Koro dan Loyang Pukes untuk menikmati pemandangan dan legenda uniknya.


Mesjid Raya Baiturrahman merupakan mesjid terbesar dan termegah di Aceh. Mesjid ini mempunyai arsitektur yang indah dan terletak di pusat Kota Banda Aceh. Mesjid Raya Baiturrahman tidak sekedar berfungsi sebagai sebuah tempat religious semata, tetapi juga mempunyai makna yang mendalam bagi masyarakat Aceh berkaitan dengan sejarah kependudukan Belanda di daerah ini pada masa lalu. Ketika Belanda belum menduduki Aceh, mesjid ini dipergunakan oleh para pejuang Aceh sebagai markas pertahanan mereka.


Museum Negeri Aceh merupakan museum yang dikelola oleh Pemerintah dan sebagai tempat penyimpanan berbagai benda bersejarah, baik dari masa kerajaan hingga masa kemerdekaan. Koleksi yang ada di museum ini antara lain: Stempel Kerajaan Aceh, Replika Makam Malikul Saleh, naskah kuno, Mata Uang Kerajaan Aceh dan lain-lain.

Koleksi penting lain yang berada di museum ini adalah Lonceng Cakra Donya. Mengenai keberadaan Lonceng Cakra Donya terdapat beberapa versi. Salah satunya, berdasarkan angka tahun yang terdapat di bagian atasnya dapat diketahui bahwa Lonceng ini merupakan hadiah dari Kaisar Cina kepada Sultan Aceh dalam rangka mengikat persahabatan. Menurut Kremer dalam bukunya Aceh I bahwa Lonceng Cakra Donya ini telah dibuat dalam tahun 1469. Lonceng ini berukuran lebih kurang 1,25 meter tinggi dan mempunyai lebar 0,75 meter.Pada tanggal 2 Desember 1915 pada masa Gubernur H.N.A Swart menguasai istana kerajaan memberi perintah untuk menurunkan lonceng dari Pohon Ba’glondong karena khawatir pohon tersebut patah dan lonceng akan rusak, sehingga lonceng itu diletakkan di tanah. Lonceng itu diturunkan oleh orang-orang Cina, karena orang menganggap lonceng tersebut berhantu.
Add caption


Tidak ada komentar:

Posting Komentar